Senin, 06 Mei 2013

6 Keutamaan Shalat Dhuha

Sebelum kita membaca Artikel tentang 6 Keutamaan Sholat Dhuha mari kita membaca Bismillahirrahmanirrahim ...



Hadits Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:

6 Keuntungan Bagi Orang yang Melaksanakan Shalat dhuha 

1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia


Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).

2. Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.

Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).

Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”

Mereka menjawab; “Ya!

Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)

3. Sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:

“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)

4. Memperoleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:
Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).

Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”

(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).

5. Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).

Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).

6. Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

Demikianlah 6 Keutamaan Shalat Dhuha. Walaupun hukumnya Sunnah. Tapi keutamaannya begitu banyak. Semoga bisa istiqomah dalam menambah ketakwaan dan Keimanan kita beribadah. aamiin. barakallahu fikum. 

Fadilah Orang yang Membaca Al-Quran

bismillah, saya akan bahas sedikit fadilah bagi orang yg membaca Al-Quran. Karena Pahala dan kebaikan yang terkandung begitu banyak di dalam Al-Quran. Maka rugilah bagi mereka yang tidak membacanya serta mengamalkannya. dan Al-Quran juga merupakan Petunjuk bagi umat muslim, serta pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. semoga dapat memberikan manfaat. ^_^



 
Bukan hanya sedekah yang dikali 10. Tapi bacaan Qur’an juga dikali 10. Setiap hurufnya lagi. Bukan ayat. Sehingga Rasul bersabda, setiap 1 huruf, 10 kebaikan. Alif Lam Mim, dihitung 3 huruf. 30 kebaikan. Kumpulkan sebanyak-banyaknya kebaikan. Termasuk dari membaca al Qur’an. Supaya hidup jadi penuh dengan kebaikan juga.

Dari Ibnu Mas’ud ra, katanya: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi, katanya: hadits hasan shahih).

Kebaikan dari Allah itu banyak, bisa berupa pahala, bisa pengampunan dosa, bisa rejeki, tergantung Ridho Allah kita mau dikasi yang mana.

Mereka yang ga lancar baca Qur’annya, pas baca, dapat dua. Pertama, sebab bacanya.

Kedua, sebab terbata-batanya. Sebab sabarnya. Yang punya kesulitan dalam belajar membaca memahami dan menghafal Qur’an, Allah mengganjar pahala lebih.

Subhaanallaah ya penghargaan Allah terhadap mereka yang mau bersusah payah belajar

Dari Aisyah ra, katanya: Nabi saw bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tergagap dan susah membacanya baginya dua pahala.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih). Dua pahala, yakni pahala membaca dan pahala susah payahnya.

Dalam 1 kesempatan Rasul menambahkan motivasi, ilaa sab’I mi-ati dhi’fin. Sampe 700x lipat. Apanya?

Pahala dari baca Qur’an. Setiap hurufnya, bukan saja dikali 10, tapi dikali 700 kebaikan.

Buat kita-kita yang kebaikannya kurang, yang banyak adalah keburukan, maka subhanaallaah, membaca Qur’an, jadi pengejar keburukan yang baik sekali. Rekening kebaikan kita akan bertambah dengan cepat.

Jadi gak ada alasan untuk gak baca Al-Qur'an lagi yah. Karena Al-quran akan memberikan syafaat bagi yang membaca di hari kiamat kelak. Semoga semakin menambah keimanan dan ketakwaan kita dalam beribadah kepada Allah SWT. aamiin. barakallahu fikum

NB : untuk hadits-hadits mengenai Al-Quran, silahkan buka posting sebelumnya. Syukron ^_^ Jazakallah

Hadits-Hadits Tentang Al-Quran

bismillah, saya akan membahas Hadits yang menerangkan tentang Al-Quran. semoga bermanfaat dan menambah ketaatan kita dalam mendalami dan memahami setiap makna yang terkandung di dalamnya.


1. Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه

Bacalah Al-Quran, sesungguhnya Al-Quran itu akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa'at bagi yang membacanya. (HR. Muslim).

Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk membaca Al-Qur`an dengan bentuk perintah yang bersifat mutlak. Sehingga membaca Al-Qur`an diperintahkan pada setiap waktu dan setiap kesempatan. Lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Nanti pada hari Kiamat, Allah subhanahu wata’ala akan menjadikan pahala membaca Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafa’at dengan seizin Allah kepada orang yang rajin membacanya.
Faidah (Pelajaran) yang diambil dari hadits :
  1. Dorongan dan motivasi untuk memperbanyak membaca Al-Qur`an. Jangan sampai terlupakan darinya karena aktivitas-aktivitas lainnya.
  2. Allah jadikan Al-Qur`an memberikan syafa’at kepada orang-orang yang senantiasa rajin membacanya dan mengamalkannya ketika di dunia.
2. Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

« … اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ : الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ؛ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا، اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ ».

Bacalah oleh kalian dua bunga, yaitu surat Al-Baqarah dan Surat Ali ‘Imran. Karena keduanya akan datang pada hari Kiamat seakan-akan keduanya dua awan besar atau dua kelompok besar dari burung yang akan membela orang-orang yang senantiasa rajin membacanya. Bacalah oleh kalian surat Al-Baqarah, karena sesungguhnya mengambilnya adalah barakah, meninggalkannya adalah kerugian, dan sihir tidak akan mampu menghadapinya. [HR. Muslim 804]

3. Dari shahabat An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabi radhiallahu ‘anhu berkata : saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ تَقْدُمُهُ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَآلُ عِمْرَانَ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا ».

“Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang rajin membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling depan adalah surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran, keduanya akan membela orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 805]

Pada hadits ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memberitakan bahwa surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran akan membela orang-orang yang rajin membacanya. Namun Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mempersyaratkan dalam hadits ini dengan dua hal, yaitu :
-  Membaca Al-Qur`an, dan
-  Beramal dengannya.

Karena orang yang membaca Al-Qur`an ada dua type :
  • type orang yang membacanya namun tidak beramal dengannya, tidak mengimani berita-berita Al-Qur`an, tidak mengamalkan hukum-hukumnya. Sehingga Al-Qur`an menjadi hujjah yang membantah mereka.
  •  Type lainnya adalah orang-orang yang membacanya dan mengimani berita-berita Al-Qur`an, membenarkannya, dan mengamalkan hukum-hukumnya, sehingga Al-Qur`an menjadi hujjah yang membela mereka.
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

القرآن حجة لك أو عليك

“Al-Qur`an itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya menjadi hujjah yang membantahmu.” [HR. Muslim]

Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa tujuan terpenting diturunkannya Al-Qur`an adalah untuk diamalkan. Hal ini diperkuat oleh firman Allah subhanahu wata’ala :

( كتاب أنزلناه إليك مبارك ليدبروا آياته وليتذكر أولوا الألباب )

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [Shad : 29]

“supaya mereka mentadabburi”, yakni agar mereka berupaya memahami makna-maknanya dan beramal dengannya. Tidak mungkin bisa beramal dengannya kecuali setelah tadabbur. Dengan tadabbur akan menghasilkan ilmu, sedangkan amal merupakan buah dari ilmu.
Jadi inilah tujuan diturunkannya Al-Qur`an :
-  untuk dibaca dan ditadabburi maknanya
-  diimani segala beritanya
-  diamalkan segala hukumnya
-  direalisasikan segala perintahnya
-  dijauhi segala larangannya

Faidah (Pelajaran) yang diambil dari hadits :
  1. Al-Qur`an sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya dan beramal dengannya.
  2. Ilmu mengharuskan adanya amal. Kalau tidak maka ilmu tersebut akan menjadi hujjah yang membantahnya pada hari Kiamat.
  3. Keutamaan membaca surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran.
  4. Penamaan surat-surat dalam Al-Qur`an bersifat tauqifiyyah
5. Dari sahabat ‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

(( خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ )) رواه البخاري .

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.” [Al-Bukhari 5027]

Orang yang terbaik adalah yang terkumpul padanya dua sifat tersebut, yaitu : mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya. Ia mempelajari Al-Qur`an dari gurunya, kemudian ia mengajarkan Al-Qur`an tersebut kepada orang lain. Mempelajari dan mengajarkannya di sini mencakup mempelajari dan mengajarkan lafazh-lafazh Al-Qur`an; dan mencakup juga mempelajari dan mengajarkan makna-makna Al-Qur`an.

6. Dari Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

(( الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ )) متفقٌ عَلَيْهِ

“Yang membaca Al-Qur`an dan dia mahir membacanya, dia bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan yang membaca Al-Qur`an namun dia tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.” [Al-Bukhari 4937, Muslim 244]

Orang yang mahir membaca Al-Qur`an adalah orang yang bagus dan tepat bacaannya.
Adapun orang yang tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala : pertama, pahala tilawah, dan kedua, pahala atas kecapaian dan kesulitan yang ia alami.

7. Dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

(( مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ : لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يقرأ القرآنَ كَمَثلِ الرَّيحانَةِ : ريحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ )) متفقٌ عَلَيْهِ .

“Perumpaan seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mu`min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya namun rasanya manis.
Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.” [Al-Bukhari 5427, Muslim 797]
 
Seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah, yaitu buah yang aromanya wangi dan rasanya enak. Karena seorang mu`min itu jiwanya bagus, qalbunya juga baik, dan ia bisa memberikan kebaikan kepada orang lain. Duduk bersamanya terdapat kebaikan. Maka seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah baik seluruhnya, baik pada dzatnya dan baik untuk orang lain. Dia seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum, rasanya pun enak dan lezat.
Adapun seorang mu’min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah kurma. Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang mu’min yang rajin membaca Al-Qur`an jauh lebih utama dibanding yang tidak membaca Al-Qur`an. Tidak membaca Al-Qur`an artinya tidak mengerti bagaimana membaca Al-Qur`an, dan tidak pula berupaya untuk mempelajarinya.
Perumpamaan seorang munafiq, namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Karena orang munafiq itu pada dzatnya jelek, tidak ada kebaikan padanya. Munafiq adalah : orang yang menampakkan dirinya sebagai muslim namun hatinya kafir -wal’iyya dzubillah-. Kaum munafiq inilah yang Allah nyatakan dalam firman-Nya :
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah tambah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” [Al-Baqarah : 8 - 10]

Didapati orang-orang munafiq yang mampu membaca Al-Qur`an dengan bacaan yang bagus dan tartil. Namun mereka hakekatnya adalah para munafiq -wal’iyyadzubillah- yang kondisi mereka ketika membaca Al-Qur`an adalah seperti yang digambarkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam :

يقرؤون القرآن لا يتجاوز حناجرهم

“Mereka rajin membaca Al-Qur`an, namun bacaan Al-Qur`an mereka tidak melewati kerongkongan mereka.”

Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mengumpamakan mereka dengan buah Raihanah, yang harum aromanya, karena mereka terlihat rajin membaca Al-Qur`an; namun buah tersebut pahit rasanya, karena jelek dan jahatnya jiwa mereka serta rusaknya niat mereka.
Adapun orang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an, maka diumpamakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan tidak memiliki aroma wangi. Inilah munafiq yang tidak memiliki kebaikan sama sekali. Tidak memiliki aroma wangi, karena memang ia tidak bisa membaca Al-Qur`an, disamping dzat dan jiwanya adalah dzat dan jiwa yang jelek dan jahat.
Inilah jenis-jenis manusia terkait dengan Al-Qur`an. Maka hendaknya engkau berusaha agar menjadi orang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an dengan sebenar-benar bacaan, sehingga engkau seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi, rasanya pun enak.

7. Dari shahabat ‘Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

(( إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَاماً وَيَضَعُ بِهِ آخرِينَ )) رواه مسلم .

“Sesungguhnya Allah dengan Al-Qur`an ini mengangkat suatu kaum, dan menghinakan kaum yang lainnya.” [HR. Muslim 269]

Wallaahua'lam

Fadillah Surah Al Kahfi

Jum'at Barokah! “Siapa membaca surah #AlKahfi di hari Jumat, niscaya ia akan diterangi oleh cahaya antara 2 Jumat.” (HR.Hakim)


Assalamualaikum. saya akan share tentang keutamaan surat al-kahfi. Surat Al-Kahfi merupakan surat ke 18 dalam Al-quran. Surat Al-Kahfi terdiri dari 110 ayat. Silahkan disimak. Semoga bermanfaat.

4 Pokok ujian hidup : keyakinan, harta, ilmu & kekuasaan. Dalam QS.18 > #AlKahfi Allah SWT memberikan petunjuk untuk menghadapinya. Untuk mengingatkan apa keutamaan dari membaca surat #AlKahfi pada Hari Jumat. Berikut keutamaan Surat Al-Kahfi:
  1. Keutamaan membaca #AlKahfi di Hari Jumat adalah mendapatkan cahaya dari Allah SWT yang pastinya amat kita butuhkan.
  2. Dari Jumat sekarang hingga Jumat depan. Jika kita meninggal di kurun waktu tersebut, kita mendapat cahaya #AlKahfi itu, InsyaAllah.
  3. Bahwa kelak di akhirat kita akan melewati jembatan yang tipisnya seperti sehelai rambut dibagi 7.(Jembatan Sirotol Mustaqiem)  Sangat tipis!
  4. Saat akan melewatinya orang beriman akan memanjatkan doa ini.. "Rabbanaa, atmim lanaa nuu ronaa wagh'firlana" Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami CAHAYA kami dan ampunilah kami.." (QS At-Tahrim: 8)
  5. Ketika menyeberangi jembatan tersebut keadaan sangat mencekam dan gelap. Semua membutuhkan CAHAYA. 
  6. Nabi Muhammad SAW menyatakan: kemampuan orang ketika menyeberangi jembatan itu berbanding lurus dengan cahaya yang dimiliki.
  7. Cahaya tersebut pun berbanding lurus dengan tingkat keimanan&amal kebaikannya di dunia. Sudah berapa banyakkah kita kumpulkan cahaya?
  8. Saat itu kaum munafiq akan mengiba meminta cahaya kepada orang beriman. Dan kita di dunia ini diberi kesempatan untuk kumpulkan cahaya itu.
  9. Salah satu bentuk upaya kita ialah dengan secara disiplin setiap hari #Jumat membaca surah #AlKahfi.
Dalam surat #AlKahfi terdapat 4 kisah agung yang menuntun kita dalam 4 pokok ujian hidup : keimanan, harta, ilmu & jabatan

  • Ujian pertama : KEYAKINAN/AQIDAH, terkisah Pemuda Kahfi di permulaan surat Al-Kahfi lengkap dengan solusinya. Silahkan buka..#AlKahfi kisah ini, Muda + Mulia + Masuk Surga ala Pemuda Kahfi chirpified! -> http://t.co/04F67Y50MR  
  • Ujian Kedua : HARTA. Banyak yang lalai jika telah mendapatkan nikmat harta, dalam Al-Kahfi ayat 32-46 trkisah Pemilik #2Kebun Silahkan buka..#AlKahfi | Kisah pemilik 2 Kebun, bisa dilihat di >> http://t.co/cfzsoJYD48 
  • Ujian ketiga: ILMU. Di antara kita seringkali angkuh memiliki ilmu, lalai terhadap adab mencari ilmu. Nah di #alKahfi ini ada kisahnya.. Adalah tentang ketawadhuan Nabi Musa AS belajar pada Khidr. Nabi saja masih ngerasa "bodoh", songong ya kalo kita ngerasa pinter :) #AlKahfi | Kisah Nabi Musa Belajar Pada Khidr -> » http://t.co/pP7nGd1hCM
  • Ujian keempat : KEKUASAAN. Banyak yang merebutnya banyak pula yang lalai karenanya. Dalam surat #AlKahfi ayat 83-98 dibahas nih..
4 pokok ujian kehidupan: keyakinan, harta, ilmu dan kekuasaan. Mau berhasil melewatinya? Yuk tadabur surat #AlKahfi :)
Iya surat #AlKahfi lumayan panjang. Bisa dicicil bacanya sebelum & sesudah shalat. Renungi maknanya :)
Barangsiapa yang menghafal 10 ayat pertama dari surat Al-Kahfi terjaga dari fitnah Dajjal. (HR Muslim)

 

Semoga kita semakin menambahkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT. Serta senantiasa taat akan segala perintahnya. aamiin Barakallahu fikum.